Skip to main content

Free - The Final Stroke (First Volume/2021)

Film Free - The Final Stroke bagian pertama ini sendiri mengisahkan aksi tokoh utama, Haruka Nanase, dalam olimpiade renang internasional yang diadakan di Sydney. Bersama teman-temannya yang sekaligus rekan seperjuangannya dalam meraih mimpi untuk berenang bersama, Rin Matsuoka dan Ikuya Kirishima, Haru (Haruka Nanase) berjuang untuk mengalahkan perenang nomor 1 di dunia, Albert Volandel, serta membawa pulang medali. Namun, pesaingnya itu ternyata lebih berbakat dari yang ia perkirakan sehingga tak urung Haru dan teman-temannya tersentak kewalahan. 

When you are ten, you'll be called prodigy. 

When you're fifteen, people call you a genius. 

When you're twenty, you are just an ordinary people.

Monolog Haruka Nanase yang menutup film berjudul Free - The Final Stroke bagian pertama ini berhasil menggambarkan dengan sangat baik kegelisahan kaum muda yang baru saja menginjak usia dewasa. Melalui tokoh Haruka Nanase, film ini menampilkan lebih mendalam kegundahan dan perasaan sensitif yang dirasakan anak-anak muda akibat ekspektasi dan perubahan lingkungan sosial di sekelilingnya yang jauh lebih depresif dan tak pernah terbayangkan sebelumnya terutama ketika mereka mulai beranjak ke usia 20 tahun.

Dari total panjang durasi 87 menit, cerita berlatarkan olimpiade ini mengisi satu jam pertama. Lalu pada 30 menit sebelum film berakhir, ketegangan antartokoh justru baru mulai menyelimuti plot dan rasa gelisah Haru perlahan terpancar jelas dalam layar film. Seolah memberikan pertanda bahwa film Free - The Final Stroke bagian kedua akan lebih fokus pada sisi kelam Haru.

Secara pribadi, 30 menit terakhir film ini lebih berkesan dibandingkan dengan 60 menit sebelumnya. Plot pada bagian awal film begitu klise sehingga sangat mudah ditebak dan cenderung membosankan. Tidak hanya plot, dialog yang muncul pun terlalu sederhana dan beberapa di antaranya lebih terkesan seperti percakapan romantis antarkekasih daripada antarteman. Tak mengherankan apabila Free ini kerap disangka sebagai anime serial bergenre BL (boys love). 

Meski jauh lebih singkat, plot bagian akhir menyuguhkan suasana 180 derajat berbeda dan mengandung lebih banyak makna implisit yang  menarik untuk dibahas. Salah satunya seperti dialog Haru yang mengawali artikel ini:

    "Saat berusia 10 tahun, kau dianggap keajaiban.

     Saat 15 tahun, kamu dianggap genius.

     Saat 20 tahun, kau hanya orang biasa."

Masing-masing tokoh yang terlibat di dalam plot film juga memperlihatkan ekspresi dan perasaan serta menyampaikan dialog yang lebih bervariasi sehingga membuat menit-menit terakhir film ini lebih menarik. Kemudian, ketika konflik mencapai titik puncak ketegangan, film pun berakhir dan meninggalkan penonton dengan rasa penasaran dan ekspektasi akan kelanjutan jalan ceritanya dalam film Free - The Final Stroke bagian kedua.

Sesuai dengan judulnya, film Free - The Final Stroke dibagi ke dalam dua bagian yang saling berhubungan dan film ini merupakan bagian pertamanya. Apabila menunggu hingga kredit di penghujung film selesai ditampilkan, penonton pun dapat melihat cuplikan dari film Free - The Final Stroke bagian kedua yang rencananya akan rilis pada tahun 2022 ini.

Sayangnya, masih berkutat dengan kebiasaan lama, kali ini pun saya terlambat memasuki teater sehingga melewatkan 10 menit intro cerita dalam film. Ditambah lagi, saya bukan pengikut animasi serial Free sampai musim terakhir, yaitu season 3. Banyak latar cerita dari sebagian besar tokoh yang tidak saya mengerti, seperti konflik antara Haru dengan Albert atau latar belakang Ikuya, bahkan ada banyak sekali tokoh yang baru pertama kali saya lihat. Namun, keterbatasan tersebut tidak menganggu saya sama sekali dalam memahami plot film ini sendiri.

Untuk bisa menikmati film ini dengan lebih intens, tentunya sangat disarankan untuk lebih dahulu menonton seluruh episode versi serialnya dengan judul yang sama, yaitu Free, yang sampai saat ini terdiri dari tiga musim. Dijamin akan merasakan sensasi nostalgia yang unik dan yang pasti dapat memahami plot film ini dengan lebih baik.


Sumber: TMBD
Judul: Free-The Final Stroke (First Volume)

Sutradara: Eisaku Kawanami

Studio: Kyoto Animation

Pelisensi: Funimation

Rilis: 2021

Durasi: 1 jam 27 menit

Kata kunci: Olahraga, Proses-beranjak-dewasa, Drama, Sekolah


Comments

Popular posts from this blog

Mencuri Raden Saleh (라덴 살래를 홈친다/2022)

미대생인 피코(Piko)에게 어느날 라덴 살래(Raden Saleh) 화가의 위대한 작품의 사분을 만들어 달라는 요구를 받았다. 그에다가 대통령의 과저에서 보관된 원본과 교환하라는 지시와 협박까지 받게 되었다. 이제 돈이 될지 말지가 아닌, 수명이 관련된 일이 되어 더 이상 몰러날 수가 없다. 다른 5명과 같이 지금부터 피코 생에 첫 절도죄에 대규모의 도독질을 꾸미기 시작하였다. 키워드: 케이퍼 영화, 헤이스트,  도독, 범죄, 청춘, 화가, 그림 작품, 역사, 가족 관계, 우정, 대학생 영어 재목 :  Stealing Raden Saleh 감독:  Angga Dwimas Sasongko (앙가 드위마스 사성꺼) 프로듀서:  Cristian Imanuell (크리스티안 이마누엘) 각본 작가:  Angga Dwimas Sasongko (앙가 드위마스 사성꺼), Husein M. Atmojo (후세인 엠 앗머저) 제공사,  제작사 :   Blibli, Jagartha, astro shaw; Visinema Pictures 개봉년도,  런닝타임:  2022, 2시간 34분 출연:  Iqbaal Ramadhan (익발 라마단), Aghniny Haque (악니니 학), Angga Yunanda (앙가 유난다),Rachel Amanda (리츨 아만다), Ari Irham (아리 이르함), Umay Shahab (우마이 사합) Jangan pernah tinggalin aku lagi kayak tadi! (아까처럼 날 버리기만 해봐!) 큰 위기를 지나 사라(Sara)가 피코한테 화가 가득한 목소리로 그렇게 말했다. 이 대사가 사라한테서 나올 줄은 몰랐다. 잔뜩 피코에게 배신 당한 것 같은데 사라는 복수를 대신 그가 자신을 절대로 떠니지 않다는 바람을 전했다. 이때부터 사라의 역할을 돋보이기 시작하면서도 참 의외 한 장면이기에 기억에 남았다. 청춘에 대한 영화 youtube.c...

Raya and the Last Dragon (2021)

I wish people would mind to watch the making process of  Raya and the Last Dragon  as well.  I really want people to give more appreciation to the crew and to realize how much the effort they did to make this one big project done in positive note. I really wish people is willing to put more attention on this movie and maybe interest enough to share their precious--2 hours--time to watch it. Tbh I was so pessimist at first about this Raya Disney movie. I mean, there're at least 11 SEA countries that might be represented and mixed, and one wrong step could bring big worldwide misunderstanding about SEA, worse than it already is. That's why I'm super glad that they worked together with not only one but several culture specialist including anthropologist, archeologist, also cultural activist as well, from several SEA countries. Consulting and experiencing in the representation process is a must and apparently they count that in. That was one nice proper move. Even though it...